Senin, 02 November 2015

ikatan hidrogen



1.     IKATAN HIDROGEN

A.      PENGERTIAN IKATAN HIDROGEN

Ikatan Hidrogen adalah sebuah interaksi tarik-menarik antara atom yang bersifat elektronegatif dengan atom hidrogen yang terikat pada atom lain yang juga bersifat elektronegatif. Jadi ikatan hidrogen tidak hanya terjadi pada suatu molekul, melainkan bisa antara molekul satu dngan molekul yang lainnya. Ikatan hidrogen selalu melibatkan atom hidrogen. Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.

gambar ikatan hidrogen
B.      SIFAT KEKUATAN IKATAN HIDROGEN
Ikatan hidrogen bersifat lebih kuat dibandingkan Gaya Van der Waals, tetapi lebih lemah dibandingkan ikatan kovalen maupun ikatan ion

C.      PEMBENTUKAN IKATAN ION
Ikatan ion terjadi apabila :
·         Ikatan antara unsur   logam dan bukan unsur  logam
·         Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil / rendah melepaskan elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas elektron besar menangkap elektron tersebut (membentuk anion)
·         Unsur logam melepaskan elektron sedangkan unsur non logam menerima elektron
 Contoh : Ikatan ion yang membentuk senyawa KCl.

2.      IKATAN LOGAM

ikatan logam adalah ikatan yang terjadi akibat pengguanaan bersama elektron-elektron valensi antara atom logam. Ikatan logam dapat dijelaskan dengan teori awan elektron yang ditkemukakan oleh Drube dan Lorenz pada awal abad ke-20.
Atom-atom logam mempunyai kulit terluar yang berisi beberapa elektron dan konfigurasinya tidak stabil, karena pada umumnya atom-atom logam mempunyai elektronegatifan rendah.

Oleh karena itu, semua jenis logam cenderung mudah melepaskan beberapa elektron terluarnya sehingga terbentuk awan (lautan) elektron.

Sifat fasis logam menyatakan bahwa iktan yang terjadi pada logam bukan ikatan ion dan ikatan kovalen. Adapun sifat-sifat khas logam sebagai berikut:
a.Penghantar listrik panas yang baik (konduktor).
b. Logam mempunyai kemampuan mengubah bentuk tanpa retak (dapat diterima dan ditarik)
c. Pada suhu kamar logam berwujud padat, kuat, dan keras, kecuali raksa (Hg) berwujud cair
d. logam akan mengkilap jika digosok.
e. Logam memiliki rapatan yang relatif tinggi akibat penataan atom-atom.


https://mulyadit.files.wordpress.com/2012/04/ik-logam.png









3.      GAYA VAN DER WAALS

Gaya Van der Waals dikenalkan oleh seorang ahli fisika bangsa Belanda, yaitu J.D. Van der Waals. Beliau menemukan adanya gaya tarik yang sangat lemah antarmolekul gas, misalnya antarmolekul gas Cl2 dan Br2 terjadi gaya tarik yang lemah. Jika terjadi penurunan suhu pada gas, gaya tarik antarmolekulnya semakin kuat dan pada suhu yang cukup rendah molekul-molekul gas akan mengelompok membentuk tetes-tetes cairan (mengembun). Gaya Van der Waals dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu gaya disperse dan gaya dipol-dipol.
Molekul dapat menarik satu sama lain pada jarak sedang dan saling tolak pada jarak dekat.
Gaya yang menarik secara kolektif disebut “van der Waals”.
a. Gaya Disperse (Gaya London)
Gaya disperse terjadi akibat adanya tarik-menarik antara molekul-molekul nonpolar. Gaya disperse dikemukakan oleh Fritz London (1930), ahli fisika dari Jerman sehingga gaya tarik yang terjadi kemudian dikenal sebagai gaya London. Menurut London, elektron-elektron di dalam molekul selalu bergerak dengan jarak yang tertentu dari inti. Gerakan ini memungkinkan elektron pada suatu saat lebih banyak berada di salah satu sisi dibandingkan sisi yang lain sehingga molekul memiliki momen dipol. Momen dipol ini disebut dipol sesaat karena hanya berlangsung sepersekian detik. Saat berikutnya, elektron berada di tempat yang berbeda dan menyebabkan dipol sesaat yang lain. Dipol sesaat yang terjadi dapat menginduksi dipol sesaat dari molekul tetangganya. Akibatnya terjadi gaya tarik antara molekul-molekul nonpolar tersebut. Contoh pembentukan dipol sesaat pada molekul neon (Ne).
Kekuatan gaya tarik London sebanding dengan polarisabilitas molekul. Polarisabilitas menunjukkan kemudahan terganggunya distribusi elektron dalam molekul. Pada umumnya, makin besar massa molar (M ) molekul yang berarti jumlah elektron makin banyak, polarisabilitas makin tinggi (distribusi elektron semakin mudah terganggu) sehingga gaya London makin kuat. Gaya London yang semakin kuat mengakibatkan titik didih molekul semakin tinggi. Sebagai contoh, Anda bandingkan gaya tarik antarmolekul CH4 (Mr=16 g/mol) dan molekul C3H8 (Mr= 44). Molekul CH4 memiliki massa molar yang lebih besar dari C3H8. Akibatnya gaya London dalam molekul ini lebih kuat sehingga titik didih molekulnya juga lebih tinggi. Titik didih C3H8 adalah -42°C, sedangkan titik didih CH4 adalah -161°C.





b. Gaya Dipol-dipol


Pengertian Gaya Van der Waals
Gaya dipol-dipol terjadi akibat tarik-menarik antara molekul-molekul polar. Molekul polar adalah molekul yang memiliki momen dipol permanen dengan kedua ujung berbeda muatan. Adanya beda muatan ini menimbulkan gaya tarik elektrostatik sehingga terjadi tarik-menarik antarmolekul dalam cairan atau padatan. Gaya tarik antarmolekul polar inilah yang disebut gaya dipol-dipol. Misalnya antarmolekul HCl terjadi gaya dipol-dipol akibat adanya beda muatan antara H dan Cl. Semakin besar momen dipol, gaya tarik semakin kuat. Gaya tarik dipol-dipol lebih kuat daripada gaya tarik antarmolekul nonpolar, sehingga titik didih cenderung lebih tinggi. Misalnya, jika kalian membandingkan molekul SiH4 dengan molekul PH3. Molekul PH3 adalah molekul polar, sedangkan molekul SiH4 adalah molekul nonpolar. Gaya tarik dipol-dipol antarmolekul PH3 mengakibatkan titik didihnya lebih tinggi dibandingkan SiH4. Titik didih PH3 adalah -88°C, sedangkan titik didih SiH4 adalah -112°C.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar