1. IKATAN HIDROGEN
A.
PENGERTIAN IKATAN HIDROGEN
Ikatan Hidrogen
adalah sebuah interaksi tarik-menarik antara atom yang bersifat elektronegatif
dengan atom hidrogen yang terikat pada atom lain yang juga bersifat
elektronegatif. Jadi ikatan hidrogen tidak hanya terjadi pada suatu molekul,
melainkan bisa antara molekul satu dngan molekul yang lainnya. Ikatan hidrogen
selalu melibatkan atom hidrogen. Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu
senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya.
Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap
molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam
florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling
tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi
daripada asam florida.

B. SIFAT
KEKUATAN IKATAN HIDROGEN
Ikatan
hidrogen bersifat lebih kuat dibandingkan Gaya
Van der Waals, tetapi lebih lemah dibandingkan ikatan kovalen maupun ikatan
ion
C. PEMBENTUKAN
IKATAN ION
Ikatan ion
terjadi apabila :
·
Ikatan
antara unsur logam dan bukan unsur logam
·
Terjadi jika
atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil / rendah melepaskan elektron
valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas
elektron besar menangkap elektron tersebut (membentuk anion)
·
Unsur logam
melepaskan elektron sedangkan unsur non logam menerima elektron
Contoh
: Ikatan ion yang membentuk senyawa KCl.
2.
IKATAN LOGAM
ikatan logam
adalah ikatan yang terjadi akibat pengguanaan bersama elektron-elektron valensi
antara atom logam. Ikatan logam dapat dijelaskan dengan teori awan elektron
yang ditkemukakan oleh Drube dan Lorenz pada awal abad ke-20.
Atom-atom logam mempunyai kulit terluar yang berisi beberapa elektron dan konfigurasinya tidak stabil, karena pada umumnya atom-atom logam mempunyai elektronegatifan rendah.
Atom-atom logam mempunyai kulit terluar yang berisi beberapa elektron dan konfigurasinya tidak stabil, karena pada umumnya atom-atom logam mempunyai elektronegatifan rendah.
Oleh karena itu, semua jenis logam cenderung mudah melepaskan beberapa elektron terluarnya sehingga terbentuk awan (lautan) elektron.
Sifat fasis
logam menyatakan bahwa iktan yang terjadi pada logam bukan ikatan ion dan
ikatan kovalen. Adapun sifat-sifat khas logam sebagai berikut:
a.Penghantar listrik
panas yang baik (konduktor).
b. Logam
mempunyai kemampuan mengubah bentuk tanpa retak (dapat diterima dan ditarik)
c. Pada suhu kamar logam berwujud padat, kuat, dan keras, kecuali raksa (Hg) berwujud cair
c. Pada suhu kamar logam berwujud padat, kuat, dan keras, kecuali raksa (Hg) berwujud cair
d. logam
akan mengkilap jika digosok.
e. Logam
memiliki rapatan yang relatif tinggi akibat penataan atom-atom.

3.
GAYA VAN DER
WAALS
Gaya Van der Waals dikenalkan oleh seorang
ahli fisika bangsa Belanda, yaitu J.D. Van der Waals. Beliau menemukan adanya
gaya tarik yang sangat lemah antarmolekul gas, misalnya antarmolekul gas Cl2
dan Br2 terjadi gaya tarik yang lemah. Jika terjadi penurunan suhu
pada gas, gaya tarik antarmolekulnya semakin kuat dan pada suhu yang cukup
rendah molekul-molekul gas akan mengelompok membentuk tetes-tetes cairan
(mengembun). Gaya Van der Waals dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu gaya disperse
dan gaya dipol-dipol.
Molekul dapat menarik satu sama lain pada jarak sedang
dan saling tolak pada jarak dekat.
Gaya yang menarik secara kolektif disebut “van der
Waals”.
a. Gaya Disperse (Gaya London)
Gaya disperse terjadi akibat adanya tarik-menarik
antara molekul-molekul nonpolar. Gaya disperse dikemukakan oleh Fritz London
(1930), ahli fisika dari Jerman sehingga gaya tarik yang terjadi kemudian
dikenal sebagai gaya London. Menurut London, elektron-elektron di dalam molekul
selalu bergerak dengan jarak yang tertentu dari inti. Gerakan ini memungkinkan
elektron pada suatu saat lebih banyak berada di salah satu sisi dibandingkan
sisi yang lain sehingga molekul memiliki momen dipol. Momen dipol ini disebut
dipol sesaat karena hanya berlangsung sepersekian detik. Saat berikutnya,
elektron berada di tempat yang berbeda dan menyebabkan dipol sesaat yang lain.
Dipol sesaat yang terjadi dapat menginduksi dipol sesaat dari molekul
tetangganya. Akibatnya terjadi gaya tarik antara molekul-molekul nonpolar
tersebut. Contoh pembentukan dipol sesaat pada molekul neon (Ne).
Kekuatan gaya tarik London sebanding dengan
polarisabilitas molekul. Polarisabilitas menunjukkan kemudahan terganggunya
distribusi elektron dalam molekul. Pada umumnya, makin besar massa molar (M )
molekul yang berarti jumlah elektron makin banyak, polarisabilitas makin tinggi
(distribusi elektron semakin mudah terganggu) sehingga gaya London makin kuat.
Gaya London yang semakin kuat mengakibatkan titik didih molekul semakin tinggi.
Sebagai contoh, Anda bandingkan gaya tarik antarmolekul CH4 (Mr=16
g/mol) dan molekul C3H8 (Mr= 44). Molekul CH4 memiliki
massa molar yang lebih besar dari C3H8. Akibatnya gaya London dalam molekul ini
lebih kuat sehingga titik didih molekulnya juga lebih tinggi. Titik didih C3H8
adalah -42°C, sedangkan titik didih CH4 adalah -161°C.
b. Gaya Dipol-dipol
![]() |
Gaya dipol-dipol terjadi akibat tarik-menarik antara
molekul-molekul polar. Molekul polar adalah molekul yang memiliki momen dipol
permanen dengan kedua ujung berbeda muatan. Adanya beda muatan ini menimbulkan
gaya tarik elektrostatik sehingga terjadi tarik-menarik antarmolekul dalam
cairan atau padatan. Gaya tarik antarmolekul polar inilah yang disebut gaya
dipol-dipol. Misalnya antarmolekul HCl terjadi gaya dipol-dipol akibat adanya
beda muatan antara H dan Cl. Semakin besar momen dipol, gaya tarik semakin
kuat. Gaya tarik dipol-dipol lebih kuat daripada gaya tarik antarmolekul
nonpolar, sehingga titik didih cenderung lebih tinggi. Misalnya, jika kalian
membandingkan molekul SiH4 dengan molekul PH3. Molekul PH3 adalah
molekul polar, sedangkan molekul SiH4 adalah molekul nonpolar. Gaya tarik
dipol-dipol antarmolekul PH3 mengakibatkan titik didihnya lebih tinggi
dibandingkan SiH4. Titik didih PH3 adalah -88°C, sedangkan titik didih SiH4
adalah -112°C.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar